Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pahlawan ku adalah ayah dan ibu ku
Jika disebut tentang ayah dan ibu tidak akan ada seorang anak pun yang bisa membalas jasa-jasa ayah dan ibu. Bahkan kata pepatah ayah dan ibu bisa merawat atau membesarkan 10 anak tetapi 10 anak belum tentu bisa merawat dua orang yaitu ayah dan ibu mereka.
Pada kesempatan ini saya akan menceritakan atau menggambarkan bagaimana ayah dan ibuku.
Ayah aku memanggil dengan sebutan bapak, bapak ku seorang yang kuat, kuat dalam segala aspek, dulu kehidupan kami yang bisa dikatakan susah, bapak kerja banting tulang untuk menghidupi keluarga, pagi beliau kepasar, pulang dari pasar beliau lanjut bekerja sebagai kuli bangunan. Malam harinya beliau juga menyempatkan waktu untuk bersenda gurau dengan kami anaknya, adik beradik saya ada 6 orang dan saya adalah anak bungsu, beliau orangnya juga sangat tekun, lembut dan kasih sayang, teringat di saat saya ingin sekolah tetapi usia belum mencukupi beliau sanggup setiap pagi mengantarkan saya ke sekolah meskipun sudah pukul 08.00, karena saya belum bisa ikut sekolah jadi beliau mengantarkan saya pukul 08.00 dengan anggapan bahwa sekolah libur, itu upaya dari beliau agar saya tidak selalu menuntut untuk sekolah, kejadian tersebut berlangsung sangat lama kurang lebih dua bulan. Beliau orangnya humoris suka bercanda tetapi terkadang juga galak, apalagi jika mendengar nilai lapor ku anjlok, kejadian itu terjadi pada saat aku duduk di bangku SMP, beliau sangat marah karena turun drastis yang biasanya aku menyandang juara 2 namun tiba-tiba nilaiku anjlok menjadi ranking ke-28 itu sangat memalukan, selama satu minggu aku dikurung tidak boleh keluar rumah, tetapi pada saat itu aku tidak kehabisan akal untuk mencari kebenaran karena menurutku nilaiku bagus hanya saja peringkatnya yang turun, setelah aku mendapatkan jawaban dan kubuktikan dengan orang tua terutama bapak barulah ia tersenyum, senyum itu masih tersimpan di mataku hingga sekarang.
Beliau juga orang yang tegas, di mana aku meneruskan pendidikanku beliaulah yang memutuskan sampai pada saat aku tamat dari SMP, awalnya aku berkeinginan untuk melanjutkan pendidikanku di SMK ternyata bapak tidak menyetujuinya dan akhirnya aku dimasukkan ke MA, yaitu MA Madinatul Ilmi YAPMI Dumai, setelah aku lulus dari MA aku langsung menikah, pada saat itu aku berpikir mungkin sampai di sinilah pendidikanku, ternyata lain dari kenyataan aku bekerja dan itu berkat izin suamiku, aku bekerja di YAPMI, yang dulunya aku sekolah di situ, aku diberi tanggung jawab untuk menjadi TU dan terkadang aku juga menjadi guru pengganti jika ada guru lain yang tidak hadir. Setelah itu kepala sekolah menyarankan untuk aku kuliah, dengan dukungan suami dan keluarga akhirnya aku kuliah di institut Agama Islam tafaqquh fiddin Dumai, meskipun aku sudah mempunyai anak yang awalnya aku ragu karena akan meninggalkan anakku sampai sore, tapi karena dengan dukungan bapak aku jadi siap untuk menjalaninya.
Sedangkan Ibu yang aku akrab memanggilnya dengan sebutan mamak, ia adalah seorang yang lembut, tidak pernah marah dan penuh kasih sayang, orang yang sangat sabar, sabar dalam mendidik kami anak-anaknya, terutama aku yang sangat bisa dikatakan keras kepala, meskipun begitu ,ia selalu mendukung ku dengan segala aspek mulai dari pelajaran sampai yang bersifat pribadi hingga saat ini, beliau sama halnya seperti bapak selalu men-support ku pada saat aku terpuruk, beliau juga perhatian bahkan ketika aku sakit beliau tetap mau menjaga meskipun sekarang aku sudah menikah dan mempunyai anak beliau tetap menganggap aku anak kecil, itulah kasih sayang ibu sepanjang masa meskipun anaknya sudah dewasa bahkan sudah berumah tangga mereka pasti menganggap kita masih kecil. Tetapi terkadang aku juga merasa iri dengan anakku, karena setelah anakku lahir aku agak tersaingi dengan mereka, dulu selalu aku yang ditanya tapi sekarang tidak, yang akan ditanya dahulu adalah cucunya.
Ada satu sifat dari mamaku yang ingin sekali aku ikuti jejaknya yaitu mengurus suami hingga tua, di usia bapakku yang kategorinya sudah tua karena sudah menginjak usia 70 tahun dengan berbagai tingkah bapak yang terkadang membuat mamak kesal, tetapi mamak tidak pernah meninggalkan/melalaikan kewajiban nya sebagai istri, apa yang bapak inginkan selalu dituruti meskipun mamak lelah dan hal yang sangat aku bangga kan kepada kedua orang tuaku, meskipun mereka berdua sudah tua tetapi kemana-mana selalu berdua. Semoga hanya maut saja yang bisa memisahkan mereka.
ini foto diambil ketika merayakan anniversary yang k 56 tahun
ini cucu yang setiap hari menemani nya.
ini adalah sebagian dari keluarga ku.
Keinginanku tidak banyak semoga Allah selalu menjaga kesehatan kedua orang tuaku, memberikan umur yang panjang sehingga orang tuaku bisa melihatku ketika aku memakai toga dikemudian hari. Sebenarnya masih banyak yang ingin aku ceritakan dan itu nggak akan ada habisnya. Jadi cerita kali ini cukup sampai di sini terima kasih sudah membaca tulisan saya. Akhir kata wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
امين يارب العالمين 🤲🏻
BalasHapusSemoga keluarga mbk endang slalu dlm perlindungan Allah swt. 🤲🏻💕
Barokah buat keduanya. Panjang umur, hingga bisa menyaksikan anaknya wisuda S.Pd. amiin. Buktikan dan semangat
BalasHapus